ayah, satu nama berjuta arti
kau tahu yang tak ku tahu
kau hidup untuk hidupku
Kau berikan aku pengertian yang aku tidak mengert
kau ajari aku pelajaran yang aku tidak pahami
betapa sedih betapa perih semua bersatu dalam sau tangisan
tetesan air mata hati seakan tak bisa di tahan
kau tak pernah mengerti tak pernah pula memahami
kadang ku berfikir hidup tak pernah adil
semua menjauh memusuhiku
cinta darimu menghilang seperti tak mau menemuiku lagi
sebesar apakah dosa dan kesalahanku ?
perkataanmu menyentak
mengejutkan
terbelalak mata
terenyuh bergetar jiwa
terpaku suara
tersentak kata
ingin ku berlari tinggalkan semua
tapi ku tetap mencoba untuk bertahan dalam kegelapan hidup
berdesir bulir-bulir samar
melenyapkan seberkas cahaya gemilau
berubah segenap menjadi kelam
meleburkan ketulusan hati menjadi usang
ayah,
kemana sinarmu ?
kemana ketulusan hatimu ?
ku memuja serayu berdoa
mengadu pada kekuasaan ilahi
mengharap munculnya lagi cahaya...
Sabtu, 10 November 2012
Jumat, 09 November 2012
Resensi Novel Perahu Waktu
Derai
Asa dalam Api Kehidupan
Judul
buku : Perahu Waktu
Pengarang : Supaat l. Latief
Editor : A. Rodhi Murtadho
Layout : Neanya Taufiq
Design
Cover : N. Anjala
Penerbit : Araska
Pinang Merah Residence Kav. 14
Jl. Imogiri Barat – Bantul – Yogyakarta
Tahun
terbit : September 2012 (
Cetakan I )
Ukuran
buku : 13,5x20,5
Jumlah
halaman : 192 lembar
Madun
yang terlahir di desa Woh. Desa yangasri dan penuh ketenangan hidup. Tapi
ketika Madun beranjak remaja, ia di ajak keluarganya untuk pindah ke Desa
Madulegi. Desa yang terletak di pinggiran kota Lamongan. Desa ini berada di
pinggir jalan raya, tentu saja semua keadaan akan sangat jauh berbeda.
Ketentraman, kedamaian, kenyamanan akan jauhtak bisa di dapat.
Madun
lelaki desa yang ingin sukses berjuang menghadapi lika liku kehidupannya. Kota
Malang adalah tujuan untuk mewujudkan cita-citanya. Kegancarannya dalam
menjalankan rutinitas kehidupan yang bisa di bilang berat. Gemerlap kota telah
menemukannya dengan seorang
wanita. Ina Farisa namanya. Mulailah ia beradu kasih dengan Ina. Tanpa Madun
meminta restu kepada orangtuanya pernikahan pun terjadi. “Saya mohon maaf, Pak.
Bapak dan ibu saya sudah tua. Saya jadi tak tega untuk membawa mereka datang
jauh-jauh kemari. Dalam agama, pernikahan selain ada pengantin laki-laki dan
perempuan, hanya di butuhkan wali dari pihak perempuan dan saksi. Jadi saya
mohon maaf kalau orang tua saya hanya saya kabari dan merestui.” Selesai pernikahan
pun Madun membawa Ina ke rumah orang tuanya. Akakah Madun mendapat restu orang
tuanya?
Kelayakan
hidup semakin Madun dapatkan. Selain menjadi sarjana Psikologi tiga buah hati
menemani hidup Madun dan Ina. Kemajuan ekonomi membuat Ina lupa akan tugas dan
janji nya sebagai seorang ibu. Kebohongan, pertengkaran sering terjadi. Ina
mulai berdusta. Mungkinkah rumah tangga mereka bisa di pertahankan ? akankah
kesabaran dan kecerdasan Madun bisa mengubah segala takdir yang terjadi dalam
kehidupan keluarganya ?
Novel
yg berjudul Perahu Waktu dalam penyajiannya sudah cukup baik sebagai bacaan
remaja. Dimulai dari pembukaan cerita
penutup cerita sudah baik karena dari satu cerita ke ceritalainnya tidak
bertele-tele atau menyambung. Dan uniknya lagi pengarang dapat
mengajak pembaca untuk berfikir akhir dari cerita novel itu. Pengarang
memberikan efek emosional dan rasa penasaran yang tinggi, membuat seorang
termotifasi bahkan terhibur. Pengarang menggunakan bahasa yang tidak baku
supaya masyarakat umum mudah mengerti, khususnya para remaja mudah menegrti dan
memahami isi novel dengan baik. Bahasa yang di gunakan pun tidak berbelit-
belit dan tidak mendayu-dayu.Novel ini bisa menarik perhatian para pembaca.Dari
setiap bagian cerita ke bagian cerita yanglain bisa membuat penasaran para
pembaca dan para pembaca ingin cepat menyelesaikanmembaca novel ini dan
mengetahui akhir cerita. Novel ini tersusun secara sederhana, dimulai dari
pembuka cerita, isi cerita, dan penutup cerita. Dan terdiri dari bermacam –
macam konflik, sehingga konflik dalam novel ini menarik.Buku ini terdiri dari
11 bab. Pada setiap bab cerita pun tidak
terlalu panjang sehingga tidak membosankan para pembaca. Dan pada setiap bab memiliki
konflik yg berbeda beda. Klimaks yang di miliki setiap bab membuat pembaca
semakin penasaran. Setiap bab memiliki judul yang menarik.Novel ini bermanfaat bagi semua masyarakat khususnya remaja. Khususnya remaja SMA dan Mahasiswi untuk lebih mengasah kemampuan dan
meningkatkan kemauan belajar. Menyadarakan mereka untuk lebih mengerti betapa
pentingnya masa depan. Dan agar tidak salah mengambil langkah, berfikir dua
kali untuk melakukan tindakan . Mungkin mereka bisa belajar dari membaca
konflik-konflik yang ada di novel ini. Dan kesadaran akan bahwa kemewahan tak
akan selamanya membuat kita lebih maju. Banyak hal yang layak dan penting untuk
kita timba dan renungkan. Cover (sampul) novel sangat menarik, perwatakan tokoh
mudah dimengerti. Membaca novel ini sangat menyenangkan. Kecerdasan Karmin yang
menular kepada anaknya Madun membuat kita bisa belajar dari kehidupannya. Hidup
mandiri, semangat yang pantang menyerah dapat memberikan kita sebuah pelajaran
yang amat berarti. Melihat keharmonisan di awal pernikahan Madun dan Ina kadang
membuat kita iri. Suka dan duka bercampur menjadi satu dalam novel ini. Tapi
tampilan bagian dalam novel biasa-biasa saja. Banyak hal yang dapat kita timba
dari membaca novel Perahu Waktu ini.Peristiwa- peristiwa dalam novel ini dapat
membuat kita sadar, bahwa “betapa pentingnya hidup ini, jangan hanya karena
gengsi kamu masuk dalam lubang yang salah” secerdas apapun kita, sekuat apapun
tekad kita untuk merubah watak seseorang tak akan ada yang mampu merubah
ciptaan Tuhan kecuali diri kita sendiri dan tuhan yang menghendakinya.
Membaca perahu waktu ini seakan saya berada dalam perahu yang terombang ambing oleh ombak. Konflik membuat resah, gelisah dan hati yang sering berdebar di ulas dengan konflik yang apik dan melegakan . Banyak pelajaran yang mungkin dapat merubah kita untuk lebih peduli terhadap garis kehidupan. Tetapi kecerdasan bisa kita rubah tapi watak tak ada yang mampu merubahnya.
NB :
yaa gan ini adalah pengalaman pertama aku dalam meresensi sebuah novel, sebelumnya aku sedikit mendapat bekal dari guruku Pak Agus Harianto guru Sastra yang begitu kagum aku dengan beliau. Mungkin banyak yang bilang masih ceketer tapi aku tetap memotifasi diriku sendiri. Hidup harus di jalani dengan berbagai pengalaman, dari situlah sebuah kunci keberhasilan di raih :)
Langganan:
Postingan (Atom)