Anak-anak jalanan minta -minta di tiap lampu merah
Ada yang melihatnya sebagai sampah kota
Tapi, tidak dengan aku...
Aku melihatnya sebagai bunga kota
Ada pula yang melihatnya sebagai kotoran di dasi mewah
Tapi aku melihatnya seperti malaikat - malaikat kecil
Mereka bukan debu, bukan pula lumpur-lumpur hujan
Oh anak jalanan....
Jangan kau hina mereka
Tak usah kau campakan mereka
Kau punya janji tertulis untuk jadi pemelihara
Mereka juga anak bangsa punya hak tapi tak berdaya
Mereka bisa berterbang, juga bisa mengalir
Sabtu, 27 Oktober 2012
Rabu, 24 Oktober 2012
membisu
di malam yang sunyi ini aku mendengar sebuah berita buruk terjadi. membisu tak bernyawa aku mendengarnya.sebuah berita yang tak enak di hati, berita yang membuat suasana tenang menjadi tegang, berita yang memilukan. di saat ini lah aku merasakan sebuah titik kehancuran. dimana titik ini melemahkanku, tiba tiba goyah sudah semangat hidup ini bagaikan tiupan angin yang menyapu jalanan . hilang dan benar benar semua telah hilang. semudah itukah kebahagiaan itu pergi ? secepat itukah ?
baru kurasakan kebahagiaan itu menyelimuti dinginnya malam tapi hujan badai itu membuat semuanya pergi, pergi tanpa satupun yang tersisa. aku pun terpuruk dalam bayang bayang kebahagiaan itu.
menangis? ya dalam hati ingin aku menangis dan berteriak sekeras mungkin tapi apa daya aku tak sanggup melakukannya. aku hanya terdiam, terdiam membisu. diam tanpa arti. ingin ku tumpahkan semuanya dalam butiran air mata tapi mengapa butiran butiran air mata yang jernih tak sanggup keluar dan kedipan mata lah yang sanggup ku gerak kan. jantung terasa tak berdenyut, oksigen di bumi pun terasa hilang tak ada sedikit pun oksigen yang tersisa sehingga susah ku hirup udara ini.termenung dalam kegelapan ini ingin aku bangkit melangkahuntuk maju dan kembali hidup tapi aku puntak bisa melakukannya. jiwa yang guncang ini semakin membuatku tak berdaya tak memiliki arti sebuah hidup.
baru kurasakan kebahagiaan itu menyelimuti dinginnya malam tapi hujan badai itu membuat semuanya pergi, pergi tanpa satupun yang tersisa. aku pun terpuruk dalam bayang bayang kebahagiaan itu.
menangis? ya dalam hati ingin aku menangis dan berteriak sekeras mungkin tapi apa daya aku tak sanggup melakukannya. aku hanya terdiam, terdiam membisu. diam tanpa arti. ingin ku tumpahkan semuanya dalam butiran air mata tapi mengapa butiran butiran air mata yang jernih tak sanggup keluar dan kedipan mata lah yang sanggup ku gerak kan. jantung terasa tak berdenyut, oksigen di bumi pun terasa hilang tak ada sedikit pun oksigen yang tersisa sehingga susah ku hirup udara ini.termenung dalam kegelapan ini ingin aku bangkit melangkahuntuk maju dan kembali hidup tapi aku puntak bisa melakukannya. jiwa yang guncang ini semakin membuatku tak berdaya tak memiliki arti sebuah hidup.
Selasa, 23 Oktober 2012
belahan jiwa
kau tidak perlu menjadi tinggi atau istimewa
tak perlu kau berupaya untuk menjadi di atasku
atau tidak perlu di bawahku...
cukuplah kau selalu berada di sampingku
karna kau belahan jiwaku...
kini dan selamanya
Langganan:
Postingan (Atom)